Mengoceh lewat tulisan itu menyenangkan. Aku bisa membekukan setiap kenangan yg terjadi dalam hidup menjadi seramuan kata yg indah dibaca

Selasa, 18 September 2012

Surat dari Cermin Bayangan Diriku

Hei Nisa! Aku adalah cermin bayangan dirimu. Aku tau banyak hal tentang kamu, pribadimu, dan hidupmu. Boleh aku sedikit mendeskripsikannya?

Nama kamu, Intan Khairun Nisa Husein, wanita berdarah Jawa, 18 tahun, mahasiswa Teknik Informatika semester tiga disalah satu perguruan tinggi swasta di Medan. Orang-orang memanggilmu, intan, nisa, nisol, ninis, ica, kicai, nisot, dan masih banyak panggilan-panggilan aneh lainnya yang orang gunakan untuk memanggilmu. Tapi aku paling tau, kamu lebih suka dipanggil dengan sebutan Nisa :)

Kamu sangat menyayangi keluargamu. Ayahmu, ibumu, adik-adikmu. Kamu bilang, mereka adalah anugerah terindah, terbaik, dan tersegalanya yang Tuhan kasih untuk kamu.

Abdullah Husein, bagimu, dia sosok lelaki yang paling berwibawa sejagat raya. Dia bertanggung jawab atas keluarganya. Pengais nafkah tertangguh. Dia, sosok ayah terhebat di matamu.

Dan.. tidak kalah pentingnya soal wanita yang satu ini, Siti Riani, Ibumu. Di duniamu, dia makhluk yang paling penting, paling sabar, paling memahami apa yang kamu mau. Dia seperti bidadari syurga yang bisa menjelma menjadi apapun yang kamu butuhkan. Dia bisa menjadi teman sekaligus sahabatmu. Dia penyeimbang hidupmu. Dia sosok penenang terjenius ketika kamu sedih. Kamu selalu mempercayakan dia sebagai tempat curhat ternyaman, dan pada akhirnya, dia juga yang menjadi alasan kamu untuk selalu kuat dan tersenyum menghadapi kerasnya hidup.

Dwi Mayang Syahfitri, Widia Tri Amalia, dan Muhammad Galang Tjatoer Husein, mereka bertiga adalah makhluk imut dan terunyu yang turut serta melengkapi sempurnanya hidupmu. Meskipun kadang suka ngusilin mereka ataupun mereka yang bikin kamu kesel, tapi aku paling tau, kalian sebenernya sama-sama saling menyayangi.

Oke, itu tadi tentang keluargamu. Masih banyak hal lain yang aku ketahui tentangmu dan ingin aku tulis disini. Boleh aku lanjut bercerita, Nisa?


Kamu menyukai banyak hal. Lebih tepatnya hal-hal yang menyenangkan hidupmu. Kamu menyukai banyak hal yang tidak begitu berbeda seperti yang disukai orang normal kebanyakan. Kamu suka menulis, kamu suka berkhayal, kamu suka membaca novel, kamu suka merah dan hitam, kamu suka wortel, kamu suka coklat, kamu suka cookie monster, kamu suka hujan, kamu suka musik, kamu suka Secondhand Serenade, kamu suka Demitria Devonne Lovato, kamu suka Harry Potter, kamu suka Afgansyah Reza, kamu pengagum dan penggila berat karya-karya Dewi Lestari. Dan kamu, suka lawan jenismu yang mahir memainkan alat musik terutama gitar. Menurutmu orang yang seperti itu punya nilai plus di matamu.

Tapi, ada beberapa hal yang juga tidak kamu sukai. Kamu benci laba-laba, kamu benci tempat jorok, kamu benci asap rokok, kamu benci orang yang mengkhianatimu, kamu benci orang yang tidak konsisten, kamu benci dibohongi, kamu benci orang yang sok tau tentangmu dan keluargamu, kamu benci melihat tangisan di mata ibumu, kamu benci mereka yang menyakiti temanmu, kamu benci melihat orang lain sedih, dan kamu, benci dibenci tanpa alasan.

Kamu punya sifat baik, tapi kamu juga punya sifat buruk. Kamu tipe orang yang nggak tegaan, pedulian, setia kawan, dan gampang banget maafin kesalahan orang lain yang menyakitimu. Kamu pemalesan. Liat apa yang kamu lakukan sehari-hari, tanpa mandi, tanpa melakukan hal-hal yang bermanfaat, kamu hanya duduk dengan santai berjam-jam di depan laptop, dan disebelah kananmu tergeletak dengan manis benda petak putih kesayanganmu, Blackberry-mu. Kamu lebih banyak main ketimbang belajar, padahal kamu sadar, kemampuan otakmu, maaf, biasa-biasa aja. Kamu sering ngebantah omongan orangtua, sering minta ini-itu, padahal kamu tau, apa yang kamu minta belum tentu dapat disanggupi oleh orangtuamu. Kamu seorang muslim yang malas beribadah. Lihat! shalatmu saja masih bolong-bolong, paling rutin, ya, maghrib. Kamu rajin berdo'a sama Tuhan, minta yang terbaik, tapi kamu sendiri belum bisa menjadi yang terbaik di mata Tuhan. Kamu suka ngejailin adek kamu, bahkan terkadang sampe bikin mereka nangis. Kamu childish, kamu lemot, kamu kadang nggak mudengan kalo diajak ngomong.

Kamu gampang nangis, iya, kamu melankolis. Kamu perasa yang mudah banget netesin air mata. Kamu cengeng Nisa! Bahkan karna hal sepele yang sebenernya nggak sedih-sedih amat, bisa bikin kamu kefikiran, dan kalo udah nggak sanggup mikir ujung-ujungnya pasti nangis. Kamu payah sa! Malu dong sama umur, sudah 18 tahun, bukan anak kecil lagi. Masalah hidup bukan harus diselesaikan dengan air mata, bukan? Inget sa, air mata itu "air asin" bukan "jalan keluar"! Tuhan benci manusia-Nya yang cengeng, kamu harus kuat, harus tegar, karna kamu, lebih besar dari masalahmu.
Kamu pendiem, lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Kamu susah bersosialisasi sama orang yang nggak kamu kenal. Nggak heran kalo sebagian orang ngira kamu sombong. Padahal sebenernya bukan seperti itu. Kamu, hanya susah bersuara. Bukan karna sedang sakit tenggorokan, tapi karna emang nggak tau apa yang ingin dibicarakan.

Kamu pemimpi besar. Banyak rentetan mimpi-mimpi yang kamu ciptakan sendiri dan terus bermunculan di otakmu tapi kamu bingung bagaimana merealisasikannya. Haha aku rasa ini sedikit lucu. Kamu bukan pengecut kan sa? Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu impikan. Kuncinya kamu harus yakin, kamu harus percaya diri dan lalukanlah hal terbaik yang bisa mengubah mimpi-mimpimu menjadi bukan hanya sekedar "mimpi". Aku yakin kamu bisa, Nisa :)

Jadi orang baik, sukses, dan disayang banyak orang. Ini kan salah satu mimpimu? Come on Nisa! Wujudkan! Realisasikan! Kamu hanya perlu menjadi diri sendiri untuk mewujudkannya. Do the best, keep trying and never stop believing, Nisa. Sukses ada digenggaman kalo kamu mau berusaha o:) Aku tunggu kamu di gerbang kesuksesan yaa, bye Nisa :)

Medan, 18 September 2012.
Salam dariku, Cermin Bayangan Dirimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar