Mengoceh lewat tulisan itu menyenangkan. Aku bisa membekukan setiap kenangan yg terjadi dalam hidup menjadi seramuan kata yg indah dibaca

Minggu, 23 September 2012

Kisah Cintaku

Tau judul di atas? Oke kesannya klasik memang, tapi bener itu bukan judul lagu Crisye yang diaransemen ulang sama band Peterpan yang beberapa hari lalu bermetafosa menjadi Noah.

Kisah cintaku ya kisah cintaku. kisah cinta seorang gadis imut nan jelita bernama saya, Intan Khairun Nisa. Oke, mungkin ini sedikit lebay. Tapi narsis dikit juga gak masalah kan? Toh tidak ada yang melarang, wong ini blog saya, tulisan-tulisan saya, suka-suka saya, yang gak suka silakan klik close tab saja :p

*Back to the topic..
Dimulai dari masa awal aku kenal soal cinta-cintaan alias "first love" bahasa kerennya, uhuk. Pertama kali ngerasain jatuh cinta itu pas SMP kelas satu, yah semacam cinta monyet gitu, yang kemudian berakar menjadi cinta terpendam. Kenapa terpendam? Karna saya nggak pernah berani ngungkapin atau bilang kesiapapun haha. Ya maklumlah pendiam kayak saya gimana mau cerita ke orang, yang ada malu, nggak pedean. Jadi aku memutuskan mencintai pria pertamaku dalam diam *bahasamu Sa, bikin mabok mau muntah-_-* entah dari keyakinan mana yang ku anut, sampe saya berfikir tindakan mengagumi dia diam-diam lebih baik ketimbang saya harus ngomong ke orangnya langsung, nggak kebayang, mustahil, atau bahkan bisa bikin aku mendadak menuju sang khalik alias mati di tempat. Oke, ini serem.

Namanya Handre Aspriadi, abang kelas setingkat dariku. Entah apa yang bikin aku selalu tertarik sama sosok yang satu ini, susah dideskripsikan. Pendiem, cool, cuek, dan sombongnya tingkat internasionaaal! Tapi justru itu yang bikin aku semakin tertarik, semakin pengen tau, dan mulailah ekspedisi pengamatan gerak-geriknya ku pantau diam-diam . Aktivitas menjadi pengagum rahasiapun terus berjalan, sampai ada temen sekelasku, sebut saja Lenn, juga suka sama si Handre. Tapi dianya cukup berani blak-blakan dan cerita kebanyak orang soal perasaannya, nggak kayak saya, punya mulut tapi nggak difungsikan untuk bersuara, terlalu goblok memang. Bahkan Lenn berani ngungkapin perasaannya ke si Handre lewat surat (jamannya SMP musim banget tuh kirim-kirim surat), Dan tau? Berita terparahnya adalah Lenn minta tolong ke saya untuk buatin surat yang akan dia kasih ke si Handre,jleb, macam kesamber petir rasanya. dan pengen tereak tepat pas dimuka si Lenn sambil bilang: Saya juga suka diaaaaaaaaa! Tapi aku mengurungkan niat dan kembali pada tindakan terpaok, diam, mendam, tanpa dia harus tau kalo sebenernya aku juga suka sama si Handre. Fix, surat buatanku pun dibaca si Handre, dia tau baca, tapi dia nggak tau siapa sebenernya yang nulis, dikira dia ya si Lenn. Dek-dekan dan gak taruan, gimana kalo si Handre ngerespon perasaan si Lenn dan mereka jadian? Rasanya itu pasti lebih pahit dari kopi tubruk tanpa gula. Sepanjang surat itu dibaca si Handre, saya ngintipin dari jendela kelas dan terus berdoa semoga si Lenn ditolak. Dan Alhamdulillah, do'a ku didengar, yes Lenn ditolak dan sayalangsung sujud syukur dilanjutkan dengan joget ala gangnam style *gak ada kali Sa jaman SMP itu Gangnam Style -_-*
Tiga tahun satu sekolahan dengan dia, dan entah sudah beberapa kali berpapasan dengan dia, nggak sedetikpun aku berani dekat ataupun senyum sama dia, jangankan senyum mau nyapa "hai" aja rasanya susaaaah kali. Terlalu pengecut memang, shit. Dan tragisnya sampai dia wisuda dari sekolah aku tetap juga memendam perasaan cinta yang saya rasakan, sampai pada akhirnya dia benar-benar nggak terlihat mata. inilah kisah cinta diam-diam. Miris..

Lanjut masa-masa SMA..
Apa yang menarik dari perjalanan hidupku semasa SMA? Jawabannya singkat, nggak ada. haha kisah SMA ku bukan kayak cerita remaja belasan tahun yang sering digambarkan dicuplikan sinetron-sinetron. sama sekali nggak menarik, statis, dan kesannya gitu-gitu aja. Aku bukan gadis yang digilai banyak pria, bukan orang yang cukup popular di kalangan sekolah, sekalipun orang kenal, pasti yang ada dibenak mereka "Oh Nisa yang sombong itu, ya? Yang katanya cuek nggak pernah mau ngomong sama orang?" . Hell, mereka yang nggak mengenalku dengan baik memang selalu menganggapku seperti itu. Yang benar-benar tau aku kayak apa, yah paling cuma si Ayu, karna kami memang udah berteman sejak kecil. Apa-apa selalu saya ceritakan sama dia. Dia tau banyak hal tentang aku. Sempet sih, akhir penghujung SMA saya pacaran sama seseorang, sebut saja namanya si R, tapi nggak bertahan lama, cuma beberapa bulan, putus karna ayah saya nggak suka sama dia -_-. Setelah putus sih biasa aja, gak ada rasa apa-apa, lah wong pas jadian sama dia aku juga nggak bener-bener cinta sama dia, malahan saya bersyukur akhirnya putus. haha ini gila.

Awal kuliah, pertengahan September tahun lalu, saya kembali berstatus pacaran dengan seseorang yang bisa dibilang sebenernya sampai sekarang pun masih sangat spesial dan susah dilupakan,
Oke ini ceritanya mungkin agak galau*nyiapin tisu, ember utuk nampung air mata*. Sebut saja namanya BB, pertama kenal dia lewat situs jejaring sosial, saling ngobrol, nyambung, cocok, bahkan kami jadian sebelum saling ketemu fisik. Yang lebih menakjubkan, dia sudah mengagumiku dari semenjak saya pacaran dengan mantan yang saya sebutkan tadi. Entah apa yang membuat pria itu begitu tertarik akan sosokku ahaha. Katanya dia suka pemikiranku yang dewasa, sejalan dan sepemikiran sama dia. Sampai pada akhirnya kami ketemu, makin sayang, makin mesra walaupun kami ngejalaninnya long distance. Dia sosok yang perfect lah pokoknya, bener-bener pacar yang luar biasa penyayangnya, sabarnya, dewasanya, perhatiannya, pokoknya semuanya. tapi, semua itu nggak berjalan permanen seperti yang sama-sama kami harapkan. Akhirnya kami putus, bukan, bukan putus sebenernya, cuma break, tapi dia nggak konsisten sama apa yang dia bilang. Dia bohongin saya, ninggalin saya karna perempuan yang menurut dia lebih baik dari aku. Kecewa, marah, iya saya ngerasain itu semua. Tapi aku bisa apa? Semuanya nggak bisa kembali, jalan satu-satunya ya ikhlas. Mungkin ada hikmah dibalik ini semua. mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih baik.

Next, setelah putus dengan mantan-mantan yang sebelumnya, saya menemukan sosok pria yang lebih luar biasa baiknya, namanya Adit. Pria dengan tinggi 175 cm yang super duper baiknya. Penyabar, penurut, gak pernah marah sekalipun aku terkadang jadi sosok yang menurutku bener-bener nyebelin buat dia, saya cerewet, mengkek, childish dan kadang suka nggak jelas, tapi dia tetep aja sayang sama saya. Nemuin Adit itu kayak ketemu sama malaikat tanpa sayap, iya, dia itu bener-bener laki-laki berhati malaikat. Tapi entah kenapa, dengan sejumput ide tolol, saya malah memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan dia, karna saya pikir dia terlalu baik. Ini mungkin tindakan tertolol yang pernah aku lakukan dalam hidupku. Melepaskan orang yang jelas-jelas tulus sayang sama aku. Gak bisa dijelaskan kenapa saya lebih memilih ini, cuma, untuk sekarang ini rasanya aku pengen sendiri dulu, bukan karna apa-apa, saya ini banyak gak baiknya, dari pada nanti aku bikin adit kecewa, yah lebih baik jalan sendiri-sendiri aja kali yah. Maaf sekali yah, Dit. Kayaknya saya butuh waktu sendiri dulu.

Finally, itulah tadi perjalanan kisah cinta versi saya. haha. Singkat dan sesederhana itu. Cuma cukup bikin tangis dan tawa saat saya menjalaninya. Hah, kisah ini pasti akan terus berlanjut sampai suatu hari nanti aku akan dipertemukan dengan jodoh hidup yang telah ditentukan, sampai akhirnya saya merasa ditemukan :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar